Kamis, 20 Juni 2013

Daur Ulang Sampah Pelastik Menjadi Minyak

Persoalan sampah menjadi masalah serius di kota seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung atau Makassar termasuk kota kecil seperti Tanjung Balai, karena sampah pelastik butuh waktu ratusan tahun untuk dapat terurai di alam. Sampah plastik merupakan penyebab permasalahan sosial maupun lingkungan, yang belum terpecahkan.
Hingga kini, sampah pelastik banyak sekali, hingga ada komunitas pencinta lingkungan di Makassar menyebutnya sebagai monster pelastik, dan banyak yang belum peduli. Mereka pakai sekarang, sudah selesai buang, mau numpuk juga tidak peduli. Padahal kalau dibuang sembarangan dan bertumpuk bisa bikin tumpat parit dan sungai sehingga bila hujan lebat jalan dan pemukiman kota banjir.
Tong sampah pengolah plastik dibuat secara khusus, sehingga mampu menghasilkan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga.
Alat ini berupa kaleng yang dimodifikasi, kemudian ada pipa besi minimum 2m untuk mengalirkan uap panas, melintasi bejana air pendingin, yang mengeluarkan tetesan minyak, dan wadah penampung. Kaleng ini untuk wadah pemanasan sampah pelastik. Anda dapat membuat sendiri alat pengolahan sampah pelastik, dari bahan kaleng, besi atau guci. Kaleng bekas kemasan biskuit juga bisa, pokoknya menggunakan wadah yang tahan bakar.
Jika pemanasan stabil selama 30 menit, minyak mulai menetes pada ujung pipa.
Problemnya, biaya pengadaan energi untuk memanaskan plastik jauh lebih besar dari harga jual minyak yang dihasilkan. Sehingga secara ekonomi belum layak dilakukan.

Tidak ada komentar: