Senin, 01 Agustus 2011

KALA KETAQWAAN ISA MEROSOT

Yesus pun berdoa hanya kepada Allah saja tanpa perantara, penuh harap untuk dikabulkan dan cemas doanya tak dikabulkan di taman Getsemani yang terletak di kaki bukit Zaitun.
Bukit Zaitun di Yerusalem

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. QS Al A’raaf: 56.

Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. QS Al A’raaf: 180.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, QS Qaaf: 16.


Kala itu Yesus berdoa sangat khusyuk  sampai berkeringat seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah, Lukas 22:44.

Tiga kali ia sujud berdoa kepada Allah saja pada malam itu, Matius 26:44,  agar diselamatkan dari makar yang tengah dilaksanakan Yudas Iskariot, imam-imam Yahudi dan kaum Farisi, Matius 26:14-16.

Yesus mengungkapkan keresahannya malam itu kepada Petrus dan kedua anak Zebedeus yang menyertainya berdoa di taman Getsemani: ""Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."  Matius 26:38.

Doa Yesus dikabulkan Allah, dengan menyerupakan wajah Yudas Iskariot seperti Yesus.
Maka gagallah rencana penyaliban Yesus, berubah menjadi penyaliban Yudas Iskariot di bukit Golgota.
Mereka menyangka Yesus yang disalib, ternyata Yudas Iskariot-lah yang disalib, sebagai hukuman di dunia atas dosanya antara lain: turut serta merencanakan pembunuhan Yesus bersama imam-imam Yahudi, menerima imbalan 30 keping uang perak sebagai imbalan menyerahkan Yesus, dan ambisi Yudas membunuh Yesus untuk mencerai-beraikan Hawari, Matius 26:31.

Demikianlah hendaknya setiap manusia berdoa hanya kepada Allah saja, dan langsung kepada Allah tanpa perantara calo doa, seperti yang dicontohkan Yesus.
Karena Yesus adalah manusia biasa yang tak luput dari ujian, misalnya upaya pembunuhan;  dalam suasana diuji, kualitas ketakwaan manusia bisa merosot, termasuk Yesus.
Saat keringat keluar bercampur darah, dapat terjadi bila manusia mengalami depresi berat. Depresi terjadi bila kualitas ketakwaan lagi merosot.
Mendirikan shalat dengan khusyuk dan berpuasa merupakan sarana latihan yang bertujuan meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah.

Semua rasul Allah menjadi teladan bagi kita, karena mereka mengajarkan jalan yang lurus, mengakui Allah sebagai tuhan, tiada tuhan yang lain, Allah tidak beranak, Allah tidak berkembang biak, hanya Allah yang disembah. Jalan lurus semua rasul tersebut yang dimohon untuk ditunjukkan Allah, ketika membaca Al Fatihah.

Walaupun para rasul adalah orang-orang pilihan dan mulia, tetapi kualitas ketakwaan/ kesalehan para rasul  tidaklah sama.

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada `Isa putera Maryam beberapa mu`jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya. QS Al Baqarah: 253.

Riwayat Israk Mikraj mengisahkan Adam As berada di lapisan langit pertama, Yesus dan Yahya As berada di langit lapisan kedua, Yusuf As di langit lapisan ketiga, Idris As di langit lapisan keempat, Harun As di langit lapisan kelima, Ibrahim As di langit lapisan ketujuh.
Jika ini dipakai sebagai tanda tingkat kualitas ketakwaan di antara para rasul, maka Yesus dan Yahya As lebih baik kualitasnya dari Adam As, tapi kualitas ketakwaan Nabi Yusuf As lebih baik dari kualitas Yesus dan Yahya As.

Kitab Perjanjian Baru menyajikan informasi saat-saat melemahnya kualitas ketakwaan Yesus, antara lain:

Mat 21:19 Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.

Lukas 22:44. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.

Matius 26:37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
Matius 26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Matius 26:46 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."

Setiap manusia termasuk para nabi dan rasul tetap diuji kualitas ketakwaannya kepada Allah. Karena untuk menjalani ujian itulah manusia diciptakan, siapa yang lebih baik kualitas ketakwaannya.

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. QS An Nisa’: 116.

Semoga tulisan ini bermanfaat dalam menjaga rasa kagum dan hormat kepada Yesus, nabi, rasul, tuan guru atau orang-orang mulia lainnya, agar tidak tergelincir menjadi syirik, yang merupakan perbuatan dosa yang paling dibenci Allah.

Tidak ada komentar: