Kamis, 02 Agustus 2012

Nikah/kawin

Nikah dan atau kawin dimaksudkan untuk menyediakan saluran yang halal bagi sepasang pria dan wanita yang sehat dan normal untuk meraih ketentraman dan kenyamanan psikologis, kasih sayang berupa kelezatan bercinta, serta rahmat berupa anak, kerabat dan harta.
Kita tidak perlu lagi merasa gamang menerangkan praktik nikah yang diatur dalam Al Qur'an dan apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad Saw. Karena cara yang ditawarkan Al Quran pastilah cocok dengan sifat dan kelakuan manusia yang mulia.

Perbedaan parameter nikah yang ideal menurut pandangan beragam orang, yang berbeda kualitas fisik, mental, nalar, daya pikir, kesehatan, strata ekonomi, cara mencari nafkah dan pekerjaan yang berpengaruh atas kuantitas, frekwensi dan praktik sexnya masing-masing. Dan juga turut dipengaruhi oleh beragamnya adat dan budaya bangsa.

Perbedaan tersebut telah membuat sebagian pakar Islam seakan-akan menyembunyikan solusi yang disediakan Al Qur'an dan terkesan seperti ikut menganggap rendah solusi tersebut. Mestinya solusi yang digariskan Al Qur'an so pasti sesuai banget dengan berbagai karakter orang. Kita hanya perlu menakar diri berapa jumlah dan cara yang pas yang tersedia jalurnya dalam Al Quran, disesuaikan menurut keadaan kemapanan kita masing-masing, dan tidak tergelincir kepada cara haram dalam menjalaninya.


Pengalaman sakit Nabi Muhammad Saw cuma 1 kali, yakni demam 3 hari menjelang ia wafat. Ia pria bertubuh prima karena makan teratur dan cukup gizi. Susu, madu, buah kurma, anggur, zaitun, daging kambing, unta, roti dan sayur adalah menu hariannya.
Ia pun khitan (sunat), bila kencing jongkok dan kemaluannya dibasuh, sehingga tubuhnya tidak menjadi habitat virus hiv aids, sipilis atau gonorhea. Hiv aids adalah jenis penyakit yang baru ada sekitar tahun 1990-an, yang muncul bersamaan dengan meluasnya pemakaian pil extacy, yang dapat merubah emosi pemakai dalam beberapa jam.


Kondisi tubuh yang senantiasa sehat karena prilaku hidup dan pola makan yang teratur, serta kecerdasan akalnya yang di atas rata-rata menjadikannya sebagai pria yang prima.


Nikah itu mestilah dipermudah dan hendaknya jangan dipersulit. Capailah sakinah, mawaddah, warahmah melalui pernikahan yang sah. Dengan memenuhi 5 rukun nikah. 

Nikah menjadi mahal dan tidak terjangkau biasanya karena ingin mengadakan pesta nikah (walimatul 'uruz), yang hukumnya cuma sunat.


Memperhatikan pesta nikah yang biasa dilaksanakan sekarang, acara ini sudah masuk kategori haram. Karena ada kegiatan syirik, khurafat, tahyul dan mubazir terselip padanya. Pesta nikah (walimatul 'uruz) dalam Islam hanya boleh dimaksudkan atau diniatkan untuk memperluas rukun saksi menjadi lebih dari 2 orang.


Jauhkan diri, keluarga dan kerabat kita, dari peran sebagai penganjur, penggiat, pelaku, peserta, pendukung, pembiar dan hadir di pesta nikah yang berkategori haram.

Sikap memaksakan diri untuk mengadakan pesta nikah berkategori haram tersebut telah menjadi sebab meluasnya praktik perzinahan di kalangan remaja dan orang dewasa.

Untuk mencapai tujuan atau maksud yang sama dengan pesta nikah (walimatul 'uruz), yaitu memperluas jumlah populasi orang yang mengetahui sepasang pengantin telah melaksanakan akad nikah.
Sehingga pesta nikah yang mengandung unsur syirik, khurafat  dan mubazir perlahan-lahan ditinggalkan.

Maka dengan ini saya menganjurkan alternatif, substitusi atau pengganti pesta nikah. Gambar pada saat akad nikah di unggah di blog, google+, gmail, facebook, jejaring sosial atau iklan gambar di koran. Alternatif, substitusi atau pengganti ini lebih terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Semoga ide segar ini disambut baik oleh pakar Islam, pemerintah dan masyarakat.

Rukun nikah
  1. Pengantin pria dan wanita
  2. Wali pengantin wanita
  3. Saksi 2 orang
  4. Mahar
  5. Akad nikah
Nabi Muhammad Saw kawin pertamanya pada usia 25 tahun dengan Khadijah binti Khuwailid umur 40 tahun, lama tali perkawinan mereka 24 tahun.
Selama memperistri Khadijah, Nabi Muhammad Saw cuma beristri 1 (monogami).
Sebelum kawin dengan Nabi Muhammad Saw, Khadijah sudah 2 kali menjadi janda karena suaminya meninggal.

Nabi Muhammad Saw mempraktikkan poligami setelah Khadijah wafat, ia menikahi:
 
  1. Saudah binti Zam'ah, janda Sakran bin Amr bin Abd Syams dinikahi pada bulan Syawwal tahun ke 10 dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khadijah.
  2. Aisyah binti Abu Bakar dinikahi pada bulan Syawal tahun ke 11 dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau 2 tahun dan 5 bulan sebelum Hijrah.
  3. Hafsah binti Umar bin Khattab janda  Khunais bin Hudzafah As-Sahmi dinikahi pada tahun ke 3 hijrah.
  4. Zainab binti Khuzaimah adalah janda Ubaidah bin Harits bin Muthalib yang syahid dalam Perang Uhud, dinikahi pada tahun ke 4 hijrah. 2 tahun 3 bulan sesudah dinikahi, ia pun wafat.
  5. Hindun binti Abu Umayyah janda Abu Salamah, yang meninggal di bulan Jumadil Akhir tahun ke 4 Hijrah dengan meninggalkan 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah Saw pada bulan Syawwal di tahun yang sama.
  6. Zainab binti Jahsy janda Zaid, bekas budak dan anak angkatnya  dinikahi bulan Dzul Qa’dah tahun ke 5 Hijrah.
  7. Juwairiyah binti Al-Harits (pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah) merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilahnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.
  8. Ramlah binti Abu Sufyan janda Ubaidillah bin Jahsy yang hijrah bersama ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana. Ummu Habibbah ini tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan  dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.
  9. Shafiyah binti Huyay bin Akhtob dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimerdekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khaibar tahun ke 7 Hijrah.
  10. Maymunah binti Al- Harits, saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa’dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umrah Qadha.
  11. Maria Al Qabtiya, budak wanita yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir dari perkawinan ini Rasul memiliki anak laki-laki bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Aisyah istri Nabi Muhammad Saw yang ke-3 dinikahi pada usia 9 tahun dan sudah datang haid. Aisyah mulai digauli pada usia 13 tahun. Hanya ia satu-satunya istri nabi yang masih gadis ketika dinikahi, lainnya janda.

Inspirasi
3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
4. Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. QS An Nisa': 3-4.


19. Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
20. Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?
21. Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.
22. Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23. Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu ni`mati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
25. Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
26. Allah hendak menerangkan (hukum syari`at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
27. Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. QS An Nisa’: 19-28.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Nampaknya keyboard sekarang sudah menjadi syarat untuk pesta pernikahan