Sabtu, 26 Februari 2011

Makam Abdurrahman Wahid Amblas

Lukman Hakim, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur membenarkan peristiwa amblasnya makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Selasa 15 Februari 2011 sekitar pukul 15 saat peziarah membludak dan hujan turun cukup deras. Lukman mendengar kabar dari peziarah, bahwa saat amblas kain kafan Gus Dur terlihat. Tapi Lukman Hakim juga mengatakan, pada saat itu cuma 3 karung tanah dipakai menimbun makam yang amblas tersebut.
KH Abdurrahman Wahid lahir di Jombang, 7-9-1940 wafat 30-12-2009 jam 18.40 pada usia 69 tahun. Presiden RI ke-4 sejak 20-10-1999 s.d 23-7-2001, pemilihan presiden oleh MPR.

Menurut keponakan Gus Dur, Firry Wahid bin Umar Wahid, informasi yang diterima keluarga, penyebab utama amblasnya makam Gus Dur itu adalah akumulasi dari kondisi tanah pemakaman. "Saat pemakaman, tanahnya tidak dipadatkan. Putri pertama Gus Dur, Alisa Wahid sudah berada di pemakaman 18-2-2011”. 

Zainul salah satu petugas keamanan di pondok pesantren Tebu Ireng mengatakan, kejadian itu pertama diketahui oleh pedagang asongan yang biasa menjual VCD tentang Gus Dur. Pedagang asongan itu bernama Waldi, ia melaporkan kejadian itu ke saya yang kebetulan sedang berjaga di pos utara (pos pintu keluar masuk para peziarah).

Zainul menerangkan seketika ia berlari menuju areal makam. Dalam hitungan detik lubang di pusara Gus Dur ini pun segera ditutupi dengan pasir ala kadarnya. Baik penjaga dan pengurus pondok langsung membuat barisan blokade untuk menutupi lubang di pusara Gus Dur. Hal ini dimaksudkan agar peziarah tidak sampai mengambil gambar. 
Hanya saja, kabar fenomena langka tersebut terkesan disembunyikan oleh pengurus pondok pesantren. Salah satunya M. Hasan, salah satu penjaga pos utama pondok pesantren Tebu ireng. Bapak kandung dari Zainul, penjaga yang kali pertama menerima laporan amblasnya makam Gus Dur ini menceritakan, dirinya juga ikut menutupi lubang di makam Gus Dur tersebut.
Di bawah guyuran hujan itu dia mengaku bersama empat orang yang lain termasuk anaknya Zainul, melihat sesuatu yang ganjil. “Tapi saya nggak berani cerita, itu bukan wewenang saya,” kilah Hasan.

Kondisi makam KH Abdurrahman Wahid pada Jumat 18-2-2011 
Hingga saat ini di lokasi makam Gus Dur sudah diberi pembatas. Hal itu dilakukan agar pengunjung tidak menerobos masuk. Selain itu makam yang amblas tersebut sudah di tutup pasir. Bahkan, segunduk pasir masih tersedia di samping makam tersebut.
foto makam gus dur
Lokasi makam KH Abdurrahman Wahid sebelum digali 31-12-2009
Kondisi liang lahad sebelum mayat KH Abdurrahman Wahid ditanam 31-12-2009







Kondisi makam KH Abdurrahman Wahid pada 6-1-2010, sepekan setelah wafat.

Kondisi makam KH Abdurrahman Wahid pada 7-1-2010

Telah dilakukan antisipasi agar peristiwa serupa tak terjadi dengan menghalangi genangan air tidak mengalir ke arah makam dengan memasang pembatas batu batako campur semen setinggi 30 cm mengitari makam. Gundukan tanah juga ditinggikan. Pembenahan makam dilakukan bertahap dan baru selesai Jumat sore 18-2-2011. Sebelumnya sekeliling makam hanya ada tumpukan batako yang disusun rapi.

Secara terpisah, Putri Gus Dur, Alissa Wahid menjelaskan, penurunan tanah makam sudah terjadi beberapa kali. 

"Sebagai makam yang masih baru, tanah makam Gus Dur masih belum padat, sehingga beberapa kali mengalami penurunan. Diperkirakan sekitar dua sampai tiga tahun," kata Alissa dalam akun Twitter, Jumat 18-2-2011. 

Meski beberapa kali mengalami penurunan, Alissa mengakui, ini yang paling parah. "Kali ini turun paling dalam. Air hujan yang cukup deras tidak tertampung saluran yang ada, sehingga genangan air mengalir ke makam" tambah dia.


Makam Gus Dur Ambles
Keadaan makam KH Abdurrahman Wahid pada 4-1-2010 dilaporkan Liputan6.com amblas karena banyaknya peziarah silih berganti berada dekat di sekeliling makam, 4 hari setelah ditanam.
Gus Dur wafat pada Rabu 30-12-2009 pukul 18.40 WIB. Kondisi kesehatannya menurun sejak menjalani operasi gigi Senin 28-12-2009.

Area makam Gus Dur akan dijadikan kawasan wisata religi oleh Pemerintah Kabupaten Jombang. Terkait itu, putri Gus Dur, Yenny Wahid, meminta pembangunan kawasan tersebut tidak manyentuh makam almarhum ayahnya. Sebab, ia menegaskan makam akan dipertahankan sederhana dan dirawat keluarga.

"Keluarga tidak mengizinkan makam diutak-utik sama sekali. Makam tidak dipugar," kata Yenny di Wahid Institute Jakarta, Selasa 21-12-2010.

Menurut dia, dana yang disiapkan pemerintah nantinya hanya akan digunakan untuk membangun infrastruktur seperti jalan, MCK, dan fasilitas keperluan pedagang asongan, bukan memugar makam Gus Dur. "Bagaimananya kami nggak tahu. Itu urusan antara pemerintah dengan pemerintah daerah," katanya.

Ditambahkan Yenny, adalah Menko Kesra Agung Laksono yang menyampaikan rencana pembangunan itu kepada pihak keluarga. Keluarga Wahid mengizinkan dengan syarat tidak menyentuh area makam.

"Dana Rp 180 milyar berasal dari pemerintah pusat dan daerah," ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono kepada wartawan di kantornya, Selasa 10-8-2010. Dana sebesar itu, nantinya akan digunakan untuk melebarkan akses jalan menuju lokasi makam dan untuk membangun areal parkir di sekitar kompleks makam.

Agung menuturkan, usulan pembangunan areal makam tersebut merupakan instruksi langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, pembangunan areal makam tersebut juga dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada mantan Presiden RI tersebut.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20-9-2010 secara langsung mengungkapkan rencana pemerintah membenahi kawasan di sekitar kompleks pemakaman Presiden RI keempat itu. "Saya minta Menko Kesra supaya pembangunan kawasan di sekitar makam Abdurrahman Wahid mendapat atensi yang baik dari negara".

Hingga kini, ribuan peziarah terus mengalir ke makamnya di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

Selama ini masyarakat sekitar areal makam kerap kesulitan menghadapi banyaknya peziarah yang datang ke makam. Bahkan Agung mengungkapkan, setiap harinya pengunjung makam diperkirakan mencapai 2 ribu orang. Jumlah tersebut pun meningkat hampir empat kali lipat pada akhir pekan. Akibatnya, jalanan di sekitar makam pun kerap macet.

Selama ini, situasi di sekitar komplek pemakaman, cukup semrawut. "Hampir 100 bus setiap harinya, dan parkirnya juga saat ini belum tersedia," kata Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul . Pihaknya kini tengah menjajaki pembebasan lahan seluas empat hektare untuk alokasi area parkir.

Gus Ipul mengatakan, Pemerintah Pemprov Jatim menginginkan wilayah tersebut menjadi wisata religi. Dengan jumlah pengunjung yang diperkirakan mencapai 1 juta orang per tahun. Saat ini, lokasi makam hanya dikelola secara pribadi oleh pihak keluarga. Ke depannya, kemungkinan Pemkab Jombang pun akan turut serta dalam mengelola lokasi makam. "Untuk retribusi dan pemasukan, nanti akan dikelola sesuai aturan," katanya.

Pembangunan lokasi makam tersebut direncanakan akan selesai dalam waktu 3 tahun. "Kalau bisa dimulai tahun 2011 ini," ujar Sholahuddin Wahid, adik Gus Dur. Gus Sholah yang turut datang dalam rapat pembahasan pembangunan lokasi makam itu, mengaku menyambut baik maksud dan tujuan pemerintah. Dengan penataan yang lebih baik, dia berharap pengelolaan makam yang kini dikelola keluarga, menjadi lebih baik.

Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf 4-10-2010 mengatakan bahwa rencana pembangunan makam Abdurrahman Wahid alias Gus Dur akan dimulai 2011. Menurut Gus Ipul, dana yang dianggarkan mencapai Rp 134 miliar, terdiri 11 miliar dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 30 miliar, dan Rp 93 miliar dari pemerintah pusat.

Dijelaskan Gus Ipul, dana besar tersebut tak hanya digunakan untuk pemugaran makam Gus Dur semata, melainkan juga mencakup pembangunan Museum Rumah Islam Nusantara Hasyim Ashary dan pelebaran jalan akses menuju Pondok Pesantren Tebu Ireng, lokasi Gus Dur disemayamkan.

"Jadi dana pembangunan makam Gus Dur hanya menelan sedikit anggaran. Terbanyak tersedot untuk pelebaran jalan raya," ujar Gus Ipul kepada wartawan di Gedung DPRD Jawa Timur Senin 4-10-2010.

Pria yang juga keponakan Gus Dur tersebut mengungkapkan bahwa anggaran dana pembangunan itu sudah dipaparkannya saat melakukan presentasi di depan Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Pariwisata.

Gus Ipul melanjutkan bahwa saat ini setiap akhir pekan jumlah peziarah mencapai 8 ribu orang. Jika dikalkulasikan per bulan rata-rata mencapai 200 ribu pengunjung. Sehingga dengan begitu Ponpes Tebu Ireng sudah terlampau kecil untuk menampung peziarah dan pengunjung yang datang ke makam Gus Dur.

"Melihat animo masyarakat sangat layak jika jalan akses menuju Ponpes Tebu Ireng diperlebar. Apalagi tak sedikit pengunjung, termasuk pengunjung dari luar negeri. Jika pembangunan kompleks makam Gus Dur jadi dibangun, maka Jombang bisa jadi kota internasional," tutur Gus Ipul.
Di samping itu, Gus Ipul menyebut bahwa “proses pengurusan Gus Dur menjadi pahlawan nasional juga sedang berjalan. Tentu sangat membanggakan jika Gus Dur resmi dianugerahi sebutan pahlawan nasional saat pemugaran makamnya selesai," pungkasnya.


Komentar
Di kalangan pengikutnya KH Abdurrahman Wahid santer disebut memiliki garis keturunan (nasab) dengan Nabi Muhammad Saw, kepercayaan ini bertentangan dengan QS Al Ahzab: 40. "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." QS Al Ahzab: 40. 
Anak laki-laki Nabi Muhammad Saw meninggal dalam usia kanak-kanak sehingga ia tidak memiliki cucu kandung yang laki-laki. Maka mustahil ada seorang manusia kini dan nanti yang dapat dikatakan memiliki tali keturunan bertautan dengan Nabi Muhammad Saw.


Berkaitan dengan amblasnya makam Gus Dur saya berharap agar hal tersebut dijadikan teguran dan peringatan karena tanah timbun makam melebih tinggi batas maksimum 1 jengkal, dan sering diambil segenggam-segenggam oleh peziarah untuk keperluan yang tidak patut. 
Karena makam Gus Dur dikunjungi banyak peziarah dan diperhatikan banyak orang, maka peristiwa amblas tersebut patut menjadi pelajaran kepada ahli waris dan kita seluruhnya agar tidak melakukan hal serupa.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Anda sangat dangkal memahami QS. Al-Ahzab : 40 di atas. Apa Anda lupa, Fatimah adalah anak Rasul yang dinikahkan dengan Ali, yang melahirkan Hasan-Husen (cucu nabi), kemudian Imam Ja'far, dst.... Di Inonesia banyak ulama kita yang nasabnya sampai kepada Rasul. Seperti Sunan Gunung Jati, Syekh Nawawi, dst...

Terkait dengan amblasnya makam Gus Dur, harusnya Anda tanya kepada orang yg melihat langsung peristiwa ini. Atau Anda lakukan ke makam lain dengan mengambil tanah makam segenggam demi segenggam, apakah makam yg sama akan amblas juga? Sy sepakat dengan ketawaduan keluarga Gus Dus yg menganggap ini sebagai fenomena alam, tpi Anda harus berfikir logis, mungkinkah kain kafan masih utuh padahal sudah terkubur selama 1 tahun ??? Ini yg seharusnya dijadikan pelajaran oleh Anda utk tidak menafikan karomah dari orang2 saleh, bahkan di kalangan nahdiyin Gus Dur dianggap wali. Anda bisa merenungkan, apabila jenazah dishalatkan oleh 40 jama'az dalam beberapa shaf, maka Allah mengampuni mayit tersebut. Coba renungkan, berapa ratus ribu org yang ikut sholat jenazah mendo'akan Gus Dur, bahkan hingga kini terus dibanjiri oleh perziarah, yg artinya Gus Dur selalu dibanjiri oleh do'a2..... Wallahu a'lam...