Kamis, 17 Februari 2011

MENYIKAPI AHMADIYAH DI KALA MAULID 1432 H

Muhammad Saw lahir pada hari Senin 12 Rabiulawal pada tahun gajah, atau 20 April 571 M. Ayahnya bernama Abdullah, ibunya bernama Aminah. Muhammad Saw adalah manusia biasa seperti kita lahir dari rahim seorang ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. Ia mengalami masa bayi, kanak-kanak, remaja dan dewasa. Ia juga makan, minum, kawin, mendengar, berbicara, melihat dan berjalan seperti manusia lainnya. Yang membedakan kita dengan Muhammad adalah tentang status nabi, status rasul dan kadar ketakwaannya yang  lebih tinggi dari kita sehingga ia mampu melihat jin dan malaikat dan berpengalaman naik ke langit ke 7 melihat surga, alam tempat Allah menciptakan Adam dan Hawa nenek moyang manusia. Hanya mereka ber-3 saja yang pernah menyaksikan surga (Adam, Hawa dan Muhammad Saw).

Muhammad Saw manusia yang mulia di sisi Allah karena ketinggian kadar ketakwaannya. Penghormatan kita sebagai ummatnya kepada beliau adalah dengan senantiasa mengucapkan salawat dan salam (shallallahu alaihi wasallam) kepadanya dalam shalat dan di luar shalat. Sementara penghormatan kita kepada para nabi dan rasul pendahulunya kita hanya mengucapkan salam (alaihis salam).

Muhammad Saw adalah nabi dan rasul terakhir. Tiada lagi nabi dan rasul yang muncul dan lahir setelah dia. Beliau adalah manusia terakhir yang ditunjuk Allah sebagai nabi. Beliau adalah manusia terakhir yang ditunjuk Allah sebagai rasul. Sejak Muhammad wafat 8 Juni 632 M hingga hari kiamat nanti tidak ada lagi rasul maupun nabi.

Bershalawat kepada nabi  kita lakukan hanya karena ada perintah dari Allah, QS Al Ahzab: 56, bukan karena kekaguman berlebihan atau karena ingin mengabdi kepada rasul, karena mengabdi hanya boleh kepada Allah saja, QS Al Fatihah: 5.

Pengacau 
Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889 di satu desa kecil yang bernama QadianPunjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, Al Masih dan Al Mahdi.
Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional. Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum dari Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tanggal 13-3-1953.
Mirza Masroor Ahmad, lahir di Rabwah Pakistan 15-9-1950, terpilih sebagai Hadhrat/Khalifah Al Masih ke-5 pada 22-4-2003, seperti Paus.
Atas nama Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama, yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya yang bertentangan dengan Islam.

Ahmadiyah Menurut Penganutnya
Pada tahun 1835, di sebuah desa bernama Qadian, di daerah Punjab, India, lahir seorang anak laki-laki bernama Ghulam Ahmad. Orang tuanya Muslim dan ia tumbuh dewasa menjadi seorang Muslim yang luar biasa. Sejak awal kehidupannya, Mirza Ghulam Ahmad sudah amat tertarik pada telaah dan khidmat agama Islam. Ia sering bertemu dengan individual Kristiani, Hindu ataupun Sikh dalam perdebatan publik, serta menulis dan bicara tentang mereka. Hal ini menjadikan lingkungan keagamaan menjadi tertarik kepadanya dan ia dikenal baik oleh para pimpinan komunitas.

Mirza Ghulam Ahmad mulai menerima wahyu Ilahi sejak usia muda dan dengan berjalannya waktu maka pengalaman perwahyuannya berlipat kali secara progresif. Setiap wahyu yang diterimanya kemudian terpenuhi pada saatnya, sebagian di antaranya yang berkaitan dengan masa depan masih menunggu pemenuhannya.

Dakwahnya menyatakan diri sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau'ud (al Masih) dilakukan di akhir tahun 1890, dan dipublikasikan ke seluruh dunia. Pernyataannya, seperti juga halnya para pembaharu Ilahiah lainnya seperti Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW, langsung mendapat tantangan luas. Sebelum menyatakan dirinya sebagai Masih Mau'ud, Allah SWT telah menjanjikan kepada Mirza Ghulam Ahmad melalui wahyu bahwa:
Aku akan membawa pesanmu sampai ke ujung-ujung dunia. -Mirza Ghulam Ahmad.
Wahyu ini memberikan janji akan adanya dukungan Ilahi dalam penyebaran ajaran Jemaat yang telah dimulainya di dalam Islam.

Mentaati perintah Tuhan, Mirza Ghulam Ahmad menyatakan diri sebagai Al-Masih bagi umat Kristiani, sebagai Imam Mahdi bagi umat Muslim, sebagai Krishna bagi umat Hindu, dan lain sebagainya. Jelasnya, ia adalah "Nabi Yang Dijanjikan" bagi masing-masing bangsa, dan ditugaskan untuk menyatukan umat manusia di bawah bendera satu agama.

Nabi Muhammad SAW sebagai nabi umat Islam adalah seorang nabi yang membawa ajaran yang bersifat universal; dan sosok Mirza Ghulam Ahmad yang menyatakan diri sebagai al Masih yang dijanjikan juga menyatakan dirinya tunduk dan menjadi refleksi dari Muhammad, Khataman Nabiyin. Menjelaskan tentang tujuan diutusnya wujud Al Masih Mau'ud, ia menjelaskan:
Tugas yang diberikan Tuhan kepadaku ialah agar aku dengan cara menghilangkan hambatan di antara hamba dan Khalik-nya, menegakkan kembali di hati manusia, kasih dan pengabdian kepada Allah. Dan dengan memanifestasikan kebenaran lalu mengakhiri semua perselisihan dan perang agama, sebagai fondasi dari kedamaian abadi serta memperkenalkan manusia kepada kebenaran ruhaniah yang telah dilupakannya selama ini. Begitu juga aku akan menunjukkan kepada dunia makna kehidupan keruhanian yang hakiki yang selama ini telah tergeser oleh nafsu duniawi. Dan melalui kehidupanku sendiri, memanifestasikan kekuatan Ilahiah yang sebenarnya dimiliki manusia namun hanya bisa nyata melalui doa dan ibadah. Di atas segalanya adalah aku harus menegakkan kembali Ketauhidan Ilahi yang suci, yang telah sirna dari hati manusia, yang bersih dari segala kekotoran pemikiran polytheistik. -Mirza Ghulam Ahmad
Menyusul wafatnya Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1908, para Muslim Ahmadi memilih seorang pengganti sebagai Khalifah. Sosok Khalifah merupakan pimpinan keruhanian dan administratif dari Jemaat Islam Ahmadiyah. Pimpinan tertinggi dari Jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia pada saat ini (2007) adalah Hadhrat Mirza Masroor Ahmad yang berkedudukan di London, dan terpilih sebagai Khalifah kelima. Ia banyak berkunjung ke berbagai negara dan cermat mengamati budaya dan masyarakat lainnya.

Dengan bimbingan seorang Khalifah, Jemaat Ahmadiyah berada di barisan terdepan dalam khidmat dan kesejahteraan kemanusiaan. Banyak sekolah-sekolah, klinik dan rumah sakit yang didirikan di berbagai negeri, dimana mereka yang papa dan miskin dirawat secara gratis. Saat terjadi bencana alam, Jemaat Ahmadiyah membantu secara sukarela secara finansial ataupun fisik tanpa membedakan agama, warna kulit atau pun bangsa. Jemaat Ahmadiyah telah memiliki jaringan televisi global yang bernama "MTA (Muslim Television Ahmadiyya) International", yang mengudara dua puluh empat jam sehari dalam beberapa bahasa dunia. Layanan ini diberikan tanpa memungut biaya. Jemaat Ahmadiyah telah menyebar ke lebih dari 170 negara di dunia dan populasinya diperkirakan sudah mencapai 80 juta manusia yang telah berbai'at ke dalam Jemaat pada tahun 2001.

Bai'at dalam Jamaah Ahmadiyah
Bulan Desember 1888, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima ilham Ilahi untuk mengambil bai'at dari orang-orang. Bai'at yang pertama diselenggarakan di kota Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah seorang mukhlis bernama Mia Ahmad Jaan. Dan orang yang bai'at pertama kali adalah Hadhrat Maulvi Nuruddin (yang nantinya menjadi Khalifah pertama Jemaat Ahmadiyah). Pada hari itu kurang lebih 40 orang telah bai'at.

Sepuluh syarat Bai'at
1.       Orang yang bai'at, berjanji dengan hati jujur bahwa dimasa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur, senantiasa akan menjauhi syirik.
2.       Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasik, kejahatan, aniaya, khianat, huru-hara, pemberontakan; serta tidak akan dikalahkan oleh gejolak-gejolak hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya.
3.       Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu tanpa putus-putusnya, semata-mata karena mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa mengerjakan salat tahajjud, dan mengirimkan shalawat kepada Yang Mulia Rasulullah saw, dan memohon ampun dari kesalahan dan memohon perlindungan dari dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu mensyukuri dengan hati tulus, serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati yang penuh kecintaan.
4.       Tidak akan kesusahan apapun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allah umumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, baik dengan lisan atau dengan tangan atau dengan cara apapun juga.
5.       Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah ataupun senang, dalam duka atau suka, nikmat dan musibah; pendeknya, akan rela atas putusan Allah. Dan senatiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di dalam jalan Allah. Tidak akan memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus melangkah ke muka.
6.       Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu. Dan benar-benar akan menjunjung tinggi perintah al Quran Suci atas dirinya. Firman Allah dan sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam setiap langkahnya.
7.       Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah lembut, berbudi pekerti halus, dan sopan santun.
8.       Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih dari pada jiwanya, hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya.
9.       Akan selamanya menaruh belas kasihan terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Taala kepadanya.
10.   Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini "Imam Mahdi dan Al Masih Mau'ud", semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal ma'ruf dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan, ataupun ikatan kerja.

Jemaat Ahmadiyah adalah satu organisasi keagamaan Internasional yang telah tersebar ke lebih dari 185 negara. Pergerakan Jamaah Ahmadiyah dalam Islam adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di  Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Eropa. Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia lebih dari 150 juta orang. Jamaah Ahmadiyah Internasional juga telah menerjemahkan al Quran ke dalam bahasa-bahasa besar di dunia dan sedang merampungkan penerjemahan al Quran ke dalam 100 bahasa. Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan al Quran dalam bahasa Indonesia, Sunda dan Jawa..

Terdapat dua kelompok Ahmadiyah. Keduanya sama-sama mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa Al Masih.  Akan tetapi dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip:

Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jamaah Ahmadiyah Indonesia berpusat di Bogor, yakni kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaharu), Isa Al Masih, Imam Mahdi dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.

Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia berpusat di Yogyakarta. Secara umum kelompok ini tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, melainkan hanya sekedar mujaddid dan Isa Al Masih dan Imam Mahdi.

Khalifah Ahmadiyah Qadiyan

Amir Gerakan Ahmadiyah (AAIIL)
Gerakan Ahmadiyah (Ahmadiyah Movement) atau Ahmadiyah Lahore tidak mengenal khalifah sebagai pemimpin, akan tetapi seorang Amir yang diangkat sebagai pemimpin.
Adapun para Amir tersebut adalah sbb:

Penanganan Ahmadiyah di masa lalu
Tahun 1924 dua pendakwah Ahmadiyah Lahore Mirza Wali Ahmad Baig dan Maulana Ahmad, datang ke Yogyakarta. 
Minhadjurrahman Djojosoegito, seorang sekretaris di organisasi Muhammadiyah, mengundang Mirza dan Maulana untuk berpidato dalam Muktamar ke-13 Muhammadiyah, dan menyebut Ahmadiyah sebagai "Organisasi Saudara Muhammadiyah".
Pada tahun 1926, Haji Rasul mendebat Mirza Wali Ahmad Baig, dan selanjutnya pengajaran paham Ahmadiyah dalam lingkup Muhammadiyah dilarang.
Pada Muktamar Muhammadiyah 18 di Solo tahun 1929, dikeluarkanlah pernyataan bahwa "orang yang percaya akan ada Nabi sesudah Muhammad adalah kafir".
Minhadjurrahman Djojosoegito  yang diberhentikan dari Muhammadiyah, lalu membentuk dan menjadi ketua pertama dari Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang resmi berdiri 4-4-1930.

Konferensi organisasi Islam sedunia yang diadakan di Makkah, Rabiulawwal 1394/1973 antara lain merekomendasikan bahwa Ahmadiyah adalah suatu sekte yang sangat menghancurkan, menjadikan Islam sebagai semboyan untuk menutupi maksud jahatnya.
Golongan Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam, sebab Ahmadayah memikiki kepercayaan bahwa pemimpinnya mengaku nabi, teks Al-Quran diubah-ubah, dan jihad itu tidak ada.
Oleh karena itu organisasi Islam sedunia meminta agar pemerintah-pemerintah Islam melarang setiap kegiatan pengikut Mirza Gulam Ahmad, dan menganggap mereka sebagai golongan minoritas non-muslim, serta melarang mereka untuk jabatan yang sensitif di dalam negara.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat semenjak tahun 1980, lalu ditegaskan kembali pada fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 2005.

Ahmadiyah dihadapan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) pada 14 Januari 2008 menandatangani 12 butir pernyataan.

Antara lain pernyataan Ahmadiyah bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan Mirza Ghulam Ahmad hanyalah ulama atau guru atau mursyid bukan nabi. Selain itu juga tidak ada wahyu yang turun setelah Al Qur'anul Karim dan Kitab Tadzkiroh yang digunakan Ahmadiyah bukanlah kitab suci tetapi hanya catatan pengalaman rohani Mirza Ghulam Ahmad.

Beberapa ormas Islam di antaranya FPI menuntut pembubaran Jamaah Ahmadiyah karena dinilai melenceng dari ajaran agama Islam dan menistakan agama Islam. Beberapa kalangan juga menyerukan agar Ahmadiyah menjadi agama tersendiri sehingga tidak menjadi kontroversi di kalangan umat Islam.

Dalil-dalil penanganan Ahmadiyah
73. Dan Janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu". Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui";
74. Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar. QS Ali Imran: 73-74.

(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. QS An Nahl: 89.

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS Al Ahzab: 40.

013. Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
014. Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu.
015. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)"
016. Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima maka bantahan mereka itu sia-sia saja di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang sangat keras. QS Assyuura: 13-16.

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali. QS Assyuura: 10.

044. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,
045. dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh. QS  Al Qalam: 44-45.

Kesimpulan:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. QS An Nuur: 41

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. QS Huud: 118.

Perbedaan adalah realitas dunia. Penanganan perbedaan sikap, pendapat dan pandangan terhadap Al Quran, harus diserahkan kepada Allah sebagaimana disebut QS Al Qalam: 44-45, QS As Syuura: 10.

Penanganan terhadap Jamaah Ahmadiyah, yang mengakui ada nabi setelah Nabi Muhammad Saw, adalah jelas mendustakan Al Quran antara lain QS Al Ahzab: 40, QS An Nahl: 89, QS Ali Imran: 73-74 harus diserahkan kepada Allah sesuai petunjuk QS Al Qalam: 44-45.
Allah akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dari arah yang tidak mereka sadari. Bila saat ini Ahmadiyah masih berjaya di Inggris, hal itu karena Allah memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana Allah membinasakan mereka amat teguh.

Dewan Perwakilan Rakyat bersama Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi rekomendasi Organisasi Konperensi Islam (OKI) tahun 1973.

Setan telah menjadikan Jamaah Ahmadiyah menganggap benar apa yang ada pada mereka, seperti tazkirah dan menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, adanya nabi setelah Muhammad Saw.
Rekomendasi permohonan peninjauan kembali atas Surat Keputusan Departemen Kehakiman RI No. 13, tanggal 13 Maret 1953, tambahan Berita Negara No. 26, tanggal 31 Maret 1953 tentang status badan hukum Ahmadiyah sudah dilakukan, sikap penolakan, aksi pengrusakan fasilitas Ahmadiyah pun sudah dilakukan, terakhir Ahad 6-2-2011 pertikaian antara warga dengan kelompok Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten menewaskan pihak Ahmadiyah sebanyak tiga orang, sebelum bentrokan Cikeusik pecah, ada insiden penceluritan terhadap salah satu warga Cikeusik, Suparta, oleh kelompok Ahmadiyah.


Mengapa orang-orang Ahmadiyah hingga kini tetap ada?
Semoga Jamaah Ahmadiyah tidak semakin meluas. Jika terus meluas mungkin karena kesalahan cara penanganannya belum sesuai  QS Al Qalam: 44-45. Atau karena kita pada aspek lain belum menjadikan Quran sebagai model kita berakhlak, beribadah, berdoa, bekerja dan dalam menghambat  bencana. Wallahua’lam.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalam mu'alaikum Wr Wb. Memang menurut Al-Quran seorang pendusta akan dibinasakan oleh Allah artinya ia tidak akan memperoleh kesuksesan di dunia ini, tdk perlu nunggu di akherat. Tapi apa yg terjadi sebaliknya,Pendiri Ahmadiyah yg mengklaim sebagai misal dari Nabi Isa as. yg dijanjikan malah mendapatkan kesuksesan. Kita bisa melihat hanya Ahmadiyah yg bisa menegakkan Kekhalifahan di dunia ini. Tentu saja kelompok Islam yg lain hanya masih wacana dan wacana saja. Mereka tidak sanggup menciptakan Khalifah, karena mereka tidak bersatu. Mereka bertengkar satu sama lain padahal sesama muslim.Bukankah kita mengetahui sesama muslim itu bersaudara. Sementara Khalifah Ahmadiyah dengan gagahnya menerima Penghargaan Juara Perdamaian Dunia dari PBB, karena konsistennya memperjuangkan perdamaian dunia.Kalau ada yg masih tidak percaya dg pernyataan Al Quran, coba anda cari seorang pendusta di dunia ini yg terbukti mendapatkan kesuksesan.Siapapun yg mengaku menjadi utusan Tuhan sedang dia adalah berdusta, niscaya akan digagalkan oleh-Nya. Coba tunjukkan pada saya siapa orangnya ? Ahmad Musadek, Lia Aminuddin, dll sudah terbukti.Mereka akan digilas oleh sejarah, namanya akan padam di dunia ini juga.Atau siapapun yg ingin mencoba-coba bagaimana rasanya kalau mengaku menjadi utusan Tuhan sedangkan dia adalah pendusta ? Jalan ini bukan untuk main-main, azab Allah akan selalu menunggu. Saya rasa demikian komentar dari saya. Wasalam.