14-1-2011
Para pengunjung taman sejarah di Edmonton, Kanada kerap terhenti ketika berada di depan sebuah bangunan kecil yang bertumpuk bata merah, seraya menanyakan identitas dari bangun tersebut. Berbentuk empat persegi panjang dan sempit serta kubahnya berbentuk bawang, seperti menyiratkan bahwa kemungkinan masjid itu adalah gereja Ortodoks timur.
Sedangkan menara menjulang dari kedua sisi yang mengapit pintu masuk depan dan bulan sabit di atas kubah tersebut seakan mengkhianati akar Timur Tengah. Namun, di dalam bangunan tersebut, tidak terlihat bangku yang berjajar rapih, melainkan hanya ruang kosong yang dialaskan karpet yang diperkirakan berusia 70 tahun, yang terlihat pudar dan usang serta tipis. Itu adalah Al-Rasyid, masjid tertua di Kanada.
Bangunan tersebut dibangun sekitar 1938. Bangunan itu dipindahkan ke Fort Edmonton Park, yang didirikan untuk melestarikan dan merayakan sejarah dan warisan kota Edmonton. Hal itu dilakukan setelah kontroversi tentang surat kepercayaan untuk tempat di antara monumen bersejarah.
Belakangan bangungan tersebut menimbulkan masalah karena berusia muda, sehingga kontras dengan bangunan tua lainnya, tetapi mengingat desain arsitektur yang unik dan penting dalam sejarah agama di Kanada, maka kehadiran bangunan tersebut masih berdiri hingga saat ini.
Masjid tersebut yang jika dilihat dari luar seperti gereja-gereja yang ada di kota-kota Kanada. Awalnya, sebelum difungsikan menjadi masjid, bangunan tersebut adalah gereja, hingga akhirnya dibeli oleh muslim setempat dan direnovasi menjadi masjid.
Masjid Jami Toronto, misalnya, digunakan untuk menjadi sebuah gereja Presbyterian. Tidak seperti bangunan-bangunan gereja lainnya yang direnovasi agar terlihat seperti masjid. Namun, bagaimanapun, Al-Rasyid adalah satu-satunya masjid yang struktur awalnya dibangun yang menyerupai gereja.
Desain tempat ibadah tidak lain merupakan ekspresi publik terhadap identitas dan visi orang-orang yang membangunnya. Sebagian besar masjid di Kanada adalah khas Timur Tengah dan arsitektur Asia Selatan, yang mencerminkan daerah asal mayoritas besar Muslim Kanada.
Namun Al-Rasyid adalah unik. Hal ini menyatu dengan lanskap lokal seperti pembangun yang merayakan kesamaan dengan masyarakat arus utama saat mengakui perbedaan.
Di dalam jamaah masjid, laki-laki dan perempuan berbagi ruang yang sama. Semua orang menyembah di aula utama, dengan wanita berdiri di belakang laki-laki, hanya dipisahkan oleh jarak antara mereka. Gender tidak menentukan siapa yang dapat memasuki rumah Allah dari pintu depan.
Pendapat Zulfahmi
Bentuk bangunan tak masalah bagi Islam. Yang penting kiblatnya tetap ke Ka'bah.
Para pengunjung taman sejarah di Edmonton, Kanada kerap terhenti ketika berada di depan sebuah bangunan kecil yang bertumpuk bata merah, seraya menanyakan identitas dari bangun tersebut. Berbentuk empat persegi panjang dan sempit serta kubahnya berbentuk bawang, seperti menyiratkan bahwa kemungkinan masjid itu adalah gereja Ortodoks timur.
Sedangkan menara menjulang dari kedua sisi yang mengapit pintu masuk depan dan bulan sabit di atas kubah tersebut seakan mengkhianati akar Timur Tengah. Namun, di dalam bangunan tersebut, tidak terlihat bangku yang berjajar rapih, melainkan hanya ruang kosong yang dialaskan karpet yang diperkirakan berusia 70 tahun, yang terlihat pudar dan usang serta tipis. Itu adalah Al-Rasyid, masjid tertua di Kanada.
Bangunan tersebut dibangun sekitar 1938. Bangunan itu dipindahkan ke Fort Edmonton Park, yang didirikan untuk melestarikan dan merayakan sejarah dan warisan kota Edmonton. Hal itu dilakukan setelah kontroversi tentang surat kepercayaan untuk tempat di antara monumen bersejarah.
Belakangan bangungan tersebut menimbulkan masalah karena berusia muda, sehingga kontras dengan bangunan tua lainnya, tetapi mengingat desain arsitektur yang unik dan penting dalam sejarah agama di Kanada, maka kehadiran bangunan tersebut masih berdiri hingga saat ini.
Masjid tersebut yang jika dilihat dari luar seperti gereja-gereja yang ada di kota-kota Kanada. Awalnya, sebelum difungsikan menjadi masjid, bangunan tersebut adalah gereja, hingga akhirnya dibeli oleh muslim setempat dan direnovasi menjadi masjid.
Masjid Jami Toronto, misalnya, digunakan untuk menjadi sebuah gereja Presbyterian. Tidak seperti bangunan-bangunan gereja lainnya yang direnovasi agar terlihat seperti masjid. Namun, bagaimanapun, Al-Rasyid adalah satu-satunya masjid yang struktur awalnya dibangun yang menyerupai gereja.
Desain tempat ibadah tidak lain merupakan ekspresi publik terhadap identitas dan visi orang-orang yang membangunnya. Sebagian besar masjid di Kanada adalah khas Timur Tengah dan arsitektur Asia Selatan, yang mencerminkan daerah asal mayoritas besar Muslim Kanada.
Namun Al-Rasyid adalah unik. Hal ini menyatu dengan lanskap lokal seperti pembangun yang merayakan kesamaan dengan masyarakat arus utama saat mengakui perbedaan.
Di dalam jamaah masjid, laki-laki dan perempuan berbagi ruang yang sama. Semua orang menyembah di aula utama, dengan wanita berdiri di belakang laki-laki, hanya dipisahkan oleh jarak antara mereka. Gender tidak menentukan siapa yang dapat memasuki rumah Allah dari pintu depan.
Pendapat Zulfahmi
Bentuk bangunan tak masalah bagi Islam. Yang penting kiblatnya tetap ke Ka'bah.