Kamis, 06 Januari 2011

Peta Resiko Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyusun peta resiko bencana nasional sebagai bagian dari program pengurangan risiko bencana pada 2011. "Ini merupakan bagian dari program pengurangan risiko bencana atau mitigasi bencana," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, peta itu akan dibuat pada tingkat provinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dan lainnya. "Rencananya penyusunan peta akan dibuat pada tingkat provinsi," katanya.


Untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi akan dipetakan dengan basis peta dasar 1: 50.000. Sementara Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan skala 1: 25.000 sementara sisanya 1:100.000.
"Kemungkinan Indonesia akan menjadi negara pertama di dunia yang memiliki peta risiko hingga tingkat kedetilan seperti tersebut," katanya.


Meski tidak menyebutkan kapan penyusunan peta akan dimulai namun dia menegaskan jika hal itu merupakan salah satu program BNPB di tahun 2011. Selain itu, pihaknya juga akan terus meningkatkan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di tahun 2011.


Pendapat Zulfahmi
Pembuatan peta bencana harus dapat mendorong peningkatan ketakwaan, menyemarakkan usaha menanam pohon sambil menyejahterakan warga. Karena bencana bisa berupa petir, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, gempa di atas 7 SR  dan pertengkaran serta paceklik yang semuanya terjadi karena ketidakseimbangan alam dan maksiat. Bencana hanya menimpa orang yang zalim saja.


Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono menodorong agar seluruh kabupaten kota di seluruh Indonesia untuk segera membentuk badan penanggulangan bencana daerah (BPBD). "Semua kabupaten kota yang berjumlah 497 saya harap sudah membentuk BPBD di tahun 2011 ini," tutur dia di Jakarta, Jumat (7/1).

Kebutuhan BPBD di tiap daerah ini jelas Agung sangat mendesak. Karena menurut dia tidak ada daerah di Indonesia yang bebas dari ancaman bencana. "Jika dahulu Kalimantan dianggap tidak berisiko terjadi bencana, kenyataannya saat ini tidak. Memang tidak ada gempa bumi atau tsunami tapi rawan terhadap banjir, longsor, angin puting beliung atau petir. Semua daerah berisiko bencana," tutur dia.

Dengan pembentukan BPBD ini diharap daerah lebih siap sedia jika bencana datang. "Berharap dalam menghadapi bencana bisa lebih dikelola karena daerah yang harus bergerak terlebih dahulu jika terjadi bencana," tutur Agung.

Saat ini dipaparkan baru sekitar 300 kabupaten kota yang sudah memiliki BPBD. "Jumlah ini cukup meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang kurang dari 100. Karena pemerintah juga memberi stimulus dengan memberikan perlengkapan penunjang jika daerah berinisiatif membentuk BPBD di daerah mereka," kata Agung. Dan sisanya sekitar 197 kabupeten kota belum memiliki.

Sebelumnya saat paparan program prioritas kesejahteraan 2011,  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif memaparkan bahwa bencana hidrometerologi yaitu banjir, banjir bandang, tanah longsor dan puting beliung akan makin meningkat di tahun 2011. "Curah hujan di Indonesia akan terjadi di atas normal hingga Maret 2011,'' tutur dia.

Peningkatan ini karena adanya kenaikan suhu muka air laut di perairan Indonesia yang menyebabkan suplai massa uap air di atmosfer berlimpah sehingga hujan akan di atas normal. Sedangkan bencana geologi diantaranya gempabumi, tsunami dan gunung meletus belum dapat diprediksikan secara pasti.

Dikatakan Syamsul di Indonesia kabupaten kota yang berisiko tinggi gempa bumi sebanyak 184, tsunami sebanyak 150 kabupaten kota, letusan gunung api sebanyak 78 kabupaten kota, banjir sebanyak 176 kabupaten kota dan tanah longsor sebanyak 154 kabupaten kota. "Dan 1 dari 3 desa di Indonesia rawan terhadap bencana dari total sekitar 73 ribu desa di Indonesia," tutur dia.



Pendapat Zulfahmi
Pembentukan BPBD di kabupaten/kota, hendaklah berbarengan dengan peningkatan kesadaran terhadap usaha yang dapat dilakukan untuk menghambat bencana, yakni penanaman pohon ekonomis dan menghindari maksiat. Karena pemicu bencana adalah ketidak seimbangan alam, dan bencana hanya menimpa orang zalim saja, QS Alankabut: 40. 


Tujuh kecamatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan merupakan daerah rawan gempa yang berpotensi terjadinya gelombang tsunami.

Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember, Edy Budi Susilo, Jumat mengemukakan, tujuh kecamatan di pesisir pantai selatan itu adalah Kecamatan Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas, Kencong, dan Jombang.

"Daerah pesisir pantai selatan memang rawan terjadi gempa yang berpotensi tsunami, namun sejauh ini masih aman," tuturnya. Ia menjelaskan, Kabupaten Jember diguncang gempa bumi berkekuatan 5,0 skala Richter (SR), Selasa (4/1).

"Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang rawan bencana alam cukup tinggi," paparnya lagi.

Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Jember itu, sedikitnya 17 dari 31 kecamatan di Jember merupakan daerah rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan tsunami.

Ia mengimbau masyarakat mengenali tanda-tanda alam tentang bencana, sehingga tidak perlu panik dan bisa menyelamatkan diri, apabila ada bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu.

"Tsunami pernah melanda Kabupaten Jember pada tahun 1994 yakni di pesisir Pantai Bandealit, Kecamatan Tempurejo. Kami berharap tidak ada bencana alam di Jember, namun warga diimbau tetap waspada terhadap cuaca ekstrem" katanya, menambahkan.



Di mesin pencarian internet, orang hanya perlu mengetik sebuah kata yang dicari, kemudian menekan tombol "enter". Namun tahukah Anda, dengan melakukan hal kecil itu orang sudah menyebabkan produksi karbon dioksida atau CO2? Sophie Fabricius bekerja pada sebuah badan yang disebut "CO2-online", sebuah badan sosial yang memberikan saran di internet, yang antara lain mengkhususkan diri pada masalah iklim.

Ia memberikan penjelasan, mengapa setiap kali menekan tombol orang menyebabkan perusakan iklim. "Pencarian informasi di internet menyebabkan pelepasan CO2 ke udara karena komputer pencari data bekerja dengan server besar. Server ini membutuhkan listrik dalam jumlah besar, yang menyebabkan CO2. Sebagian besar server tidak beroperasi dengan listrik dari sumber energi alternatif, melainkan dengan bahan bakar yang berasal dari fosil dan penyebab pengeluaran CO2 dalam jumlah besar," katanya.

Oleh sebab itu, Christian Kroll yang berusia 26 tahun dan berasal dari Jerman mengembangkan mesin pencari baru yang ramah lingkungan. Google yang "hijau" itu bernama Ecosia, dan sekarang dapat digunakan dalam bahasa Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belanda dan Spanyol. Untuk proses pencarian, Ecosia menggunakan teknik dari Yahoo dan Bing.

Di samping hasil pencarian biasa, mereka juga menampilkan iklan berupa sejumlah situs lain, yang dapat dibuka pencari data. Jika iklan tersebut dibuka, Yahoo, Bing serta Ecosia mendapat uang. Empat perlima pemasukan disumbangkan Ecosia bagi perlindungan lingkungan. Tetapi bagi Christian Kroll yang penting bukan hanya ikut serta menjaga kelestarian lingkungan.

"Buat saya yang penting bukan mencari banyak uang. Melainkan menyumbangkan sesuatu untuk orang banyak. Tetapi jika tidak mendapat uang sama sekali, bagi saya, itu juga bukan jalan yang benar," tambahnya.

Seperlima dari pendapatan digunakan Ecosia untuk biaya administrasi dan gaji bagi lima pekerja bebas. Sisanya mengalir ke sebuah proyek perlindungan hutan tropis yang dijalankan organisasi perlindungan lingkungan World Wide Fund For Nature (WWF) di wilayah hutan Amazona di Brasil.

Dengan membantu perlindungan hutan tropis, Christian Kroll berusaha memberikan kompensasi bagi penggunaan energi, yang diperlukan setiap kali orang mencari data di internet. Dengan itu ia juga memberikan sumbangan untuk mencegah perubahan iklim.

Untuk melawan saingan yang sebesar Google, Ecosia mengalami kesulitan. Penawaran yang diberikan Google jauh lebih besar. Di Ecosia, misalnya orang tidak dapat mencari peta, gambar atau video secara langsung. Untuk kata-kata tertentu yang dicari di Ecosia, hasilnya juga kurang tepat. Namun demikian, sejak mulai beroperasi tahun lalu, setiap harinya lebih dari 100 ribu orang menggunakan mesin pencari yang ramah lingkungan tersebut.



Pendapat Zulfahmi
CO2 juga penting bagi kehidupan. Sama pentingnya dengan O2 dan ozon. Begitupula semua jenis gas lainnya. Tanpa CO2 tumbuhan tak bisa hidup. Yang penting adalah keseimbangan. Maka jangan lecehkan CO2. Kalau Christian Kroll mengaku pencinta lingkungan, ia harus tanam pohon untuk menciptakan keseimbangan atmosfir.