JAKARTA--Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Fuad Bawazier, menilai Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan kabinet neoliberal. Hal itu terlihat dari susunan personel menteri yang mengisi pos ekonomi, politik, hingga pertahanan. Sehingga, neoliberalisasi akan mejalar ke berbagai bidang.
Fuad beralasan, posisi kunci KIB II diisi fundamentalis neoliberal, seperti dipertahankannya Sri Mulyani, Mari Elka Pangestu, Endang Sedyaningsih, dan Purnomo Yusgiantoro. Pemilihan menteri-menteri itu menguatkan adanya dominasi asing. Sedangkan, kata Fuad, wakil Presiden Boediono memang sudah neoliberal garis keras.
Menurut Fuad, Sri Mulyani terlibat jebolnya uang publik Rp 6,7 triliun dari skandal Bank Century. "Dia juga simbol IMF (International Monetary Fund) dan simbol neoliberal," katanya. Mari Elka Pangestu juga neoliberal dalam bidang berdangan. Fuad juga khawatir neoliberal merambah bidang pertahanan dengan masuknya Purnomo Yusgiantoro.
"Selama Purnomo jadi menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), praktis Pertamina tidak lagi jd tuan rumah di negeri sendiri, kekayaan alam kita semakin dikuras dan dikuasai asing, kita kehilangan kedaulatan atas sumber-sumber kekayaan alam kita. Apakah hal-hal itu akan diperluas ke bidang hankam melalui tangan Purnomo," kata Fuad.
Tampaknya, kata Fuad, neoliberalisasi akan diperluas dari politik dan ekonomi ke bidang pertahanan keamanan. "Naiknya Endang Sedyaningsih yang juga peneliti di Laboratorium Namru semakin menguatkan dominasi asing dan lemahnya kedaulatan Republik Indonesia. Selamat datang kabinet neolib," kata Fuad. ikh/rin
Fuad beralasan, posisi kunci KIB II diisi fundamentalis neoliberal, seperti dipertahankannya Sri Mulyani, Mari Elka Pangestu, Endang Sedyaningsih, dan Purnomo Yusgiantoro. Pemilihan menteri-menteri itu menguatkan adanya dominasi asing. Sedangkan, kata Fuad, wakil Presiden Boediono memang sudah neoliberal garis keras.
Menurut Fuad, Sri Mulyani terlibat jebolnya uang publik Rp 6,7 triliun dari skandal Bank Century. "Dia juga simbol IMF (International Monetary Fund) dan simbol neoliberal," katanya. Mari Elka Pangestu juga neoliberal dalam bidang berdangan. Fuad juga khawatir neoliberal merambah bidang pertahanan dengan masuknya Purnomo Yusgiantoro.
"Selama Purnomo jadi menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), praktis Pertamina tidak lagi jd tuan rumah di negeri sendiri, kekayaan alam kita semakin dikuras dan dikuasai asing, kita kehilangan kedaulatan atas sumber-sumber kekayaan alam kita. Apakah hal-hal itu akan diperluas ke bidang hankam melalui tangan Purnomo," kata Fuad.
Tampaknya, kata Fuad, neoliberalisasi akan diperluas dari politik dan ekonomi ke bidang pertahanan keamanan. "Naiknya Endang Sedyaningsih yang juga peneliti di Laboratorium Namru semakin menguatkan dominasi asing dan lemahnya kedaulatan Republik Indonesia. Selamat datang kabinet neolib," kata Fuad. ikh/rin
Tanggapan Zulfahmi
Sabar Pak Fuad Bawazier, kalau bidang ekonomi teman lama Pak Fuad di PAN sebelum lompat ke Hanura ada Bapak Hatta Rajasa yang mengawal.
Dari Hanura rakyat mengharap kritisinya dari kinerja Dep. Pertanian dan Dep. Kehutanan.
Tapi masalah ekonomi neoliberal kan sudah tumbang pak akibat praktik ribanya, apa layak dipraktikkan lagi. Pokoknya sekarang kita sudah tak repot lagi belajar teori ekonomi dari Adam Smith, Schumpeter, Malthus dkk. Sekarang yang lagi laris teori ekonomi syariah. USA belajar dari kita lho sekarang.
Sekarang teori ekonomi setan itu sudah tak laku lagi Pak. Itulah sebabnya SBY pilih Hatta Rajasa menjadi menko perekonmian yg insinyur pertambangan. Karena teori ekonomi syariah tak bikin kening berkerut, logis, tak berkhayal dan berangan-angan seperti kehendaknya setan.
Kalau di zaman Pak Fuad jadi pejabat, teori ekonomi syariah sudah diterapkan, Pak Fuad tak harus likwidasi bank ketika itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar