Rabu, 28 Oktober 2009

Gempa

PERILAKU GEMPA

Oleh Zulfahmi

Sinyal ke-2 yang mencengangkan dan mengagumkan dari memperhatikan waktu-waktu gempa besar yang belakangan ini terjadi di tanah air. Dengan membandingkan waktu terjadinya gempa besar, jam dan menitnya, dengan surat dan ayat Alqur’an yang membicarakan peristiwa bencana. Terbukti ada kecocokan. Peristiwa gempa 7,6 SR di Padang Pariaman, Sumatera Barat Rabu (30/9) pukul 17:16:09 Wib dan gempa 7,0 SR di Sungai Penuh, Jambi pada Kamis (1/10) pukul 08:52:29 Wib yang membuat geger sejak pertengahan bulan Oktober ini karena ada kecocokan dengan nomor surat dan ayat Alqur’an yang menerangkan bencana. Sampai-sampai Majlis Ulama Indonesia (MUI) merasa perlu mengeluarkan pernyataan yang mengecam dan tidak mendukung fakta kecocokan tersebut.

Perhatikan kecocokan waktu gempa yang dicatat BMKG atas gempa Saumlaki, Maluku 7,3 SR pada Sabtu (24/10) pukul 23:40:46 Waktu Indonesia Timur (Wit) dengan QS Almu’minun surat ke (23) ayat (40), yang tercantum di bawah ini:

QS Almu’minun 23:40. Allah berfirman: "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal."

Bagi masyarakat Indonesia umumnya, dan khusus bagi masyarakat Maluku, Sulawesi bagian timur, Papua bagian barat dan Nusa Tenggara, untuk menghindari bencana yang dapat segera datang, penulis berpesan bersegeralah lakukan penanaman pohon-pohon yang dapat meningkatkan kualitas ekonomi para penanamnya sekaligus berfungsi sebagai penyeimbang di perut bumi dan di udara, pada setiap tanah kosong yang terlantar. Hentikan kebiasaan melakukan huru-hara, unjuk rasa yang cenderung anarkis dan pemaksaan kehendak, perkelahian antar kelompok, aksi penembakan, perang antar golongan, jangan ada lagi aktivitas separatis seperti RMS, OPM, NII atau PRRI untuk terpisah dari NKRI. Karena semua perilaku zalim ini adalah azab kecil yang mengundang azab lebih besar. Karena Allah ingin mengganti masyarakat kini dengan masyarakat berikutnya yang bersedia untuk patuh. Dan minta ampunlah kepada Allah karena tidak menghijau makmurkan bumi.

Allah dalam berbuat memang maha perhitungan (Alhasib), kecocokan tersebut dapat menambah keyakinan dan kekaguman kepada Allah pencipta Alqur'an dan alam semesta, agar tidak sepele dengan ancaman yang disebutkan di Alqur’an kepada orang yang zalim. Karena Alquran dan alam semesta adalah saling menjelaskan. Bahwa kemurnian Alqur’an benar-benar dapat dipercaya dan terjamin karena klop dengan berbagai peristiwa di alam raya, sebagai rujukan atas nomor surat dan ayatnya. Seperti kita ketahui bahwa pada masa Rasul Muhammad saw dan sahabat Abu Bakar Alquran belum dijilid masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah dan berupa hapalan sebahagian sahabat. Setelah dibukukan, ternyata urutan surat dan ayat itu tetap terpelihara hingga sekarang. Dan waktu-waktu peristiwa gempa besar tersebut adalah rujukannya. Ini tentu adalah bukti dari kebenaran perkataan Allah:

QS Alhijr 15:9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

QS Annahl:102. Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

QS Alkahfi 18:1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

QS Thaahaa 20:2. Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

QS Thaahaa 20:113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur'an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.

Berikut ini adalah dalil sebagai bukti Alqur'an menganut numerologi:

Alkahfi 18:22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(Jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.

Almudatstsir 74:31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu'min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.

Yunus 10:5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Alqur’an diturunkan berdasarkan ilmu Allah, demikian pula dengan gempa. Gempa adalah ayat Allah yang berupa peristiwa alam yang mengejutkan. Keduanya berkaitan dan saling menjelaskan.

QS Huud 11:14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?"

Berikut ini penulis sajikan 3 catatan gempa besar yang dikutip dari BMKG yang terjadi belakangan ini yang juga menunjukkan kecocokan nomor surat dan ayat Qur’an dengan waktu terjadinya gempa. BMKG melaporkan gempa berkekuatan 7,0 SR telah mengguncang 46 km Tenggara Sungai Penuh, Jambi pada Kamis (1/10) pukul 08:52:29 Wib.

QS Alanfaal 8:52. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir`aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

BMKG melaporkan gempa berkekuatan 7,6 SR telah mengguncang 57 km Barat Daya Padang Pariaman, Sumatera Barat pada Rabu (30/9) pukul 17:16:09 Wib.

QS Alisraa’ 17:16. Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

Data (3/9) melaporkan gempa berkekuatan 7,3 SR telah mengguncang Tasikmalaya pada Rabu (2/9) pukul 14:45 Wib.

QS Ibrahim 14:45. dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan?"

Berdasarkan fakta gempa dan hujan yang senantiasa dicatat BMKG dan dapat kita saksikan sendiri bahwa gempa dan hujan terjadi setiap hari, hanya lokasinya saja yang berpindah-pindah.

Mengapa gempa
Gempa merupakan efek dari pergerakan lapisan-lapisan bawah bumi yang bergerak sama seperti bergeraknya awan. Lapisan-lapisan bumi tersebut bergerak untuk mencapai keseimbangan, atau bergerak kearah keseimbangan. Ledakan besar (gempa) dapat terjadi bila lapisan-lapisan bumi tersebut bertemu sebagai dua kutub berlawanan yang memuat potensi besar ketidakseimbangan.



Keseimbangan dapat terjaga bila factor penyeimbang tersedia cukup di air dan di darat. Yang berfungsi sebagai penyeimbang di bumi adalah tumbuh-tumbuhan darat dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air.

Ke atas atau ke udara tumbuh-tumbuhan berfungsi antara lain menjaga keseimbangan oksigen, karbondioksida, ozon, kelembaban udara dan suhu. Sehingga bibit hujan dan petir dapat berkurang.

Ke perut bumi tumbuh-tumbuhan berfungsi antara lain menjaga keseimbangan gas, nitrogen, air, dan larutan mineral, sehingga perut bumi cenderung seimbang unsur-unsurnya, sehingga dapat memperkecil bibit gempa, banjir dan tanah longsor.

“Kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS Annaml: 88.

Namun demikian kita tidak perlu menyikapi fenomena gempa seperti yang dipaparkan para pakar, atau seperti peramal mengungkapkan terawangannya. Karena untuk meredam goncangan bumi Allah telah menancapkan gunung-gunung sebagai pasak bumi.

“Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu dapat melintasinya”. QS Annahl: 15.

Ada 3 sinyal yang layak dicermati menjelang terjadinya gempa besar di atas 8,1 SR. Sinyal yang paling utama, yaitu bandingkan perilaku masyarakat dengan perilaku kaum Madyan umat Rasulullah Syu’aib as yang ditumpas oleh gempa besar antara lain karena meninggalkan shalat, curang dalam menimbang dan menakar, menelantarkan tanah lebih dari 3 tahun setelah pohon-pohonnya ditumbangkan, mengancam dan menghalangi orang melakukan perbuatan mulia, QS Ala’raf: 85, 86 dan 91.

Atau perilaku kaum Tsamud umat Rasulullah Shaleh as yang ditumpas oleh gempa besar antara lain karena meninggalkan shalat, melanggar kesepakatan dan menelantarkan tanah lebih dari 3 tahun setelah pohon-pohonnya ditumbangkan, QS Ala’raf: 73, 74 dan 78.

Untuk menangkal trauma dan kengerian masyarakat yang selamat di lokasi bencana dan di daerah lain tanpa alasan yang logis, akibat beredarnya hipotesa, ramalan dan anggapan yang keliru, terus berlanjut pada masa yang akan datang tanpa pembanding dari sisi wahyu, tanpa tahu bagaimana cara agar Allah membatalkannya, penulis pada kesempatan ini menyatakan bahwa, terdapat kemiripan perilaku masyarakat yang menjadi korban gempa Papua, Aceh, Nias, Yogyakarta, Tasikmalaya dan Sumatera Barat dengan perilaku kaum Madyan dan Tsamud di masa kerasulan yang telah berlalu 3500-5000 tahun silam di kawasan timur tengah.

Bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, pesawat jatuh, kapal tenggelam, sambaran petir, hujan meteor, guntur atau ledakan yang memekak matikan, badai atau galodo, gempa dan tsunami dapat dihindari atau digagalkan dengan menghindari perilaku zalim. Menanami tanah tanah kosong yang terlantar dengan pohon yang memberi manfaat secara ekonomi kepada penanamnya sekaligus menyeimbangkan lingkungan alam di perut bumi dan di udara.

“Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak ada keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. QS Ala’raf: 4-5

Definisi
Gempa kecil atau gempa besar terjadi dari efek pergerakan lapisan-lapisan bawah bumi kearah keseimbangan, sama seperti pergerakan awan yang juga bergerak kearah keseimbangan.

Bila pergerakan awan dapat menimbulkan guntur dan kilat, maka pergerakan lapisan bumi juga dapat menimbulkan ledakan gempa dan kilat.

Hipotesa pakar gempa yang menyatakan gempa di atas 8,1 SR akan menjadi pemicu gempa besar berikutnya 30 tahun kedepan, tidak 100% benar, seperti yang dikemukakan Prof Kerry Sieh dari Singapura, Badrul Mustafa Kemal dari Andalas, Profesor Rob van der Hilst pengajar di Massachusetts Institute of Technology USA, I Wayan Sengara peneliti ITB yang terlibat dalam pembuatan peta zona bencana, Tom Parsons dari Badan Survei Geologi AS atau United States Geological Survey (USGS) yang memantau gempa di seluruh dunia, Profesor Kei Aki ahli tomografi seismik dari Jepang, Sri Widiyantoro dan Wahyu Triyoso pakar Ilmu dan Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung, yang belakangan ini mengemukakan pendapat di beberapa media masa.

Kekuatan gempa hanya dapat meningkat jika tanah-tanah kosong dan terlantar tidak segera ditanami pohon-pohon yang memberi manfaat secara ekonomi kepada penanamnya dan bermanfaat bagi perbaikan keseimbangan lingkungan di perut bumi dan di udara.

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil (meteor) dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri QS Alankabut: 40.

Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya QS Alan’am: 65

Kesimpulan yang dapat dipetik dari tulisan di atas adalah, pertama gempa besar di atas 8,1 SR tidak dapat memicu gempa besar berikutnya. Kedua, semua gempa baik kecil maupun gempa besar adalah efek pergerakan lapisan bawah bumi menuju kearah keseimbangan. Ketiga, lapisan bawah bumi bergerak sama seperti awan. Keempat, semua bencana dapat dihindari, ia datang karena diundang oleh perilaku zalim. Kelima, cara paling logis dan ilmiah untuk mengeliminasi terjadinya gempa besar adalah menanami tanah kosong yang terlantar dengan pohon-pohon yang dapat meningkatan kualitas ekonomi para penanamnya dan secara ekologis bermanfaat menjaga keseimbangan di perut bumi dan di udara.

1 komentar:

Zulfahmi mengatakan...

Manusia dan setan secara bersama-sama merusak bumi ini. Bila bencana melanda, apakah setan ikut kena bencana?