Minggu, 25 Oktober 2009

Gempa lagi

TINGKAH LAKU GEMPA
Oleh Zulfahmi, SE

Badan metrology  klimatologi dan geofisika (BMKG) melaporkan gempa berkekuatan 7,3 skala Richter telah mengguncang 209 km Barat Laut Saumlaki Maluku pada Sabtu (24/10) pukul 21:40:46 Wib. Berdasarkan fakta gempa dan hujan yang dicatat BMKG dan dapat kita saksikan sendiri bahwa gempa dan hujan terjadi setiap hari, hanya lokasinya saja yang berpindah-pindah.
Mengapa gempa
Mengapa gempa terjadi ? Gempa merupakan efek dari pergerakan lapisan-lapisan bawah bumi yang bergerak sama seperti bergeraknya awan. Lapisan-lapisan bumi tersebut bergerak untuk mencapai keseimbangan, atau bergerak kearah keseimbangan. Ledakan besar dapat terjadi bila lapisan-lapisan bumi tersebut bertemu dua kutub berlawanan yang memuat potensi besar ketidak keseimbangan.

Keseimbangan dapat terjaga bila penyeimbang tersedia cukup di air dan di darat. Yang berfungsi sebagai penyeimbang di bumi adalah tumbuh-tumbuhan darat dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air.

Ke atas atau ke udara tumbuh-tumbuhan berfungsi antara lain menjaga keseimbangan oksigen, karbondioksida, ozon, kelembaban udara dan suhu. Sehingga muatan hujan dan petir dapat dikurangi.

Ke perut bumi tumbuh-tumbuhan berfungsi antara lain menjaga keseimbangan gas, air, dan larutan mineral, sehingga perut bumi cenderung seimbang unsur-unsurnya, sehingga dapat menghambat terjadinya gempa besar, banjir dan tanah longsor.

 “Kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS Annaml: 88.

Namun demikian kita tidak perlu menyikapi fenomena gempa seperti yang dipaparkan para pakar, atau seperti peramal mengungkapkan terawangannya. Karena untuk meredam goncangan bumi Allah telah menancapkan gunung-gunung sebagai pasak bumi,
“Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu dapat melintasinya”. QS Annahl: 15.

Ada 3 sinyal yang layak dicermati menjelang terjadinya gempa besar di atas 8,0 SR. Sinyal yang paling utama, yaitu bandingkan perilaku masyarakat dengan perilaku kaum Madyan umat Rasulullah Syu’aib yang ditumpas oleh gempa besar antara lain karena meninggalkan shalat, curang dalam menimbang dan menakar, membuat kerusakan di muka bumi, mengancam dan menghalangi orang melakukan perbuatan mulia, QS Ala’raf: 85, 86 dan 91.

Atau perilaku kaum Tsamud umat Rasulullah Shaleh yang ditumpas oleh gempa besar antara lain karena meninggalkan shalat, melanggar kesepakatan dan berbuat kerusakan di muka bumi (fasada fil ardi) QS Ala’raf: 73, 74 dan 78.
Untuk menangkal trauma dan kengerian masyarakat yang selamat di lokasi bencana dan di daerah lain tanpa alasan yang logis, akibat beredarnya hipotesa, ramalan dan anggapan yang keliru, terus berlanjut pada masa yang akan datang tanpa pembanding dari sisi wahyu,  penulis pada kesempatan ini menyatakan bahwa,  terdapat kemiripan perilaku masyarakat yang menjadi korban gempa Papua, Aceh, Nias, Yogyakarta, Tasikmalaya dan Sumatera Barat dengan perilaku kaum Madyan dan Tsamud di masa kerasulan yang telah berlalu.

Bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, pesawat jatuh, kapal tenggelam, sambaran petir, hujan meteor, guntur atau ledakan yang memekak matikan, badai atau galodo, gempa dan tsunami dapat dihindari atau digagalkan dengan menghindari perilaku zalim.
 “Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak ada keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim”. QS Ala’raf: 4-5

Definisi
Gempa kecil atau gempa besar terjadi dari sebab pergerakan lapisan-lapisan bawah bumi kearah keseimbangan, sama seperti pergerakan awan yang juga bergerak kearah keseimbangan.

Bila pergerakan awan dapat menimbulkan guntur dan kilat, maka pergerakan lapisan bumi juga dapat menimbulkan ledakan dan kilat.

Maka hipotesa pakar gempa tentang gempa besar di atas 8,0 SR akan menjadi pemicu gempa besar berikutnya beberapa (30, 40, 60, 100, 150, 200) tahun kedepan, adalah keliru, seperti yang dikemukakan Prof Kerry Sieh dari Singapura, Badrul Mustafa Kemal dari Andalas, Profesor Rob van der Hilst pengajar di Massachusetts Institute of Technology USA, I Wayan Sengara peneliti ITB yang terlibat dalam pembuatan peta zona bencana, Tom Parsons  dari Badan Survei Geologi AS atau United States Geological Survey  (USGS) yang memantau gempa di seluruh duniaProfesor Kei Aki ahli tomografi seismik dari Jepang,  Sri Widiyantoro dan Wahyu Triyoso pakar Ilmu dan Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung, yang pekan lalu mengemukakan pendapat di beberapa media masa.
Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil (meteor) dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri QS Alankabut: 40.

Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahaminya QS Alan’am: 65
Kesimpulan yang dapat dipetik dari tulisan di atas adalah, pertama gempa besar di atas 8,0 SR tidak dapat memicu gempa besar berikutnya. Kedua, semua gempa baik kecil maupun gempa besar adalah efek pergerakan lapisan bawah bumi menuju kearah keseimbangan. Ketiga, lapisan bawah bumi bergerak sama seperti awan.  Keempat, semua bencana dapat dihindari, ia datang karena diundang oleh perilaku zalim. Kelima, cara paling logis dan ilmiah untuk mengeliminasi terjadinya gempa besar adalah menanami tanah terlantar atau tanah kosong dengan pohon-pohon yang dapat mempercepat peningkatan kualitas ekonomi rakyat sekaligus secara ekologi bermanfaat bagi keseimbangan lingkungan.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Qs Arruum: 41.

*Penulis alumni FE UMSU jurusan Akuntansi, Medan.

Tidak ada komentar: