Kamis, 22 Oktober 2009

Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2

JAKARTA--Sekitar pukul 22.15 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II. Nama-nama yang ditetapkan sebagai anggota kabinet itu bakal dilantik besok pukul 13.30 WIB. Sebelum menyebutkan nama-nama anggota kabinetnya, Yudhoyono sempat mengungkapkan bahwa susunan kabinetnya itu bakal mengundang reaksi yang pro dan kontra. Namun hal itu dinilainya sebagai hal yang wajar.
Selain mengumumkan nama-nama menteri serta pejabat setingkat menteri yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu II, presiden juga berencana untuk mengumumkan para wakil menteri. Kata Yudhoyono, beberapa kementerian memerlukan adanya pejabat wakil menteri, mengingat beban dan tanggung jawab lembaga yang bersangkutan. Berikut adalah nama-nama yang diumumkan presiden se Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II


MENTERI KOORDINATOR
 1. Menko Politik Hukum dan Keamanan               : Djoko Suyanto (nonpartai)
 2. Menko Perekonomian                             : Hatta Radjasa (PAN)
 3. Menko Kesra                                                               : Agung Laksono (Partai Golkar)

MENTERI DEPARTEMEN           
4. Menteri Dalam Negeri                                              : Gamawan Fauzi (nonpartai)
5. Menteri Luar Negeri                                                  : Marty Natalegawa (nonpartai)
 6.Menteri Pertahanan                                                  : Purnomo Yusgiantoro (nonpartai)
7. Menteri Hukum dan HAM                                       : Patrialis Akbar  (PAN)
8. Menteri Keuangan                                                     : Sri Mulyani Indrawati (nonpartai)
9. Menteri Energi dan SDM                                          : Darwin Z Saleh (Partai Demokrat)
10. Menteri Perindustrian                                            : MS Hidayat (Partai Golkar)
11. Menteri Perdagangan                             : Mari Elka Pangestu (nonpartai)
12. Menteri Pertanian                                                    : Suswono (PKS)
 13. Menteri Kehutanan                                                                : Zulkifli Hasan (PAN)
 14. Menteri Perhubungan                                           : Freddy Numbery (Partai Demokrat)
15. Menteri Kelautan dan Perikanan                       : Fadel Muhammad (Partai Golkar)
16. Menteri Tenaga Kerja dan Trans                        : Muhaimin Iskandar (PKB)
17. Menteri Pekerjaan Umum                                    : Djoko Kirmanto (nonpartai)
18. Menteri Kesehatan                                                  : Endang Rahayu Sedyaningsih (nonpartai)
19. Menteri Pendidikan Nasional                              : Muhammad Nuh  (nonpartai)
20. Menteri Sosial                                                            : Salim Segaf Al Jufri (PKS)
21. Menteri Agama                                                         : Suryadharma Ali (PPP)
22. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata                                : Jero Wacik (Partai Demokrat)
23. Menteri Komunikasi dan Informatika               : Tifatul Sembiring (PKS)

MENTERI NEGARA             
24. Menteri Sekretaris Negara                                   : Sudi Silalahi (nonpartai)
25. Menteri Riset dan Teknologi                                                : Suharna Surapranata (PKS)
26. Menteri Lingkungan Hidup                                   : Gusti Muhammad Hatta (nonpartai)
27. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
       Perlindungan Anak                                                   : Linda Amaliasari Agum Gumelar (nonpartai)
28. Menteri BUMN                                                          : Mustafa Abubakar (nonpartai)
 29. Menteri Koperasi dan UKM                                 : Syarifudin Hasan (Partai Demokrat)
30. Menteri Pemuda dan Olahraga                           : Andi A Mallarangeng (Partai Demokrat)
31. Menteri Pendayagunaan Aparatur
       Negara dan Reformasi Birokrasi                          : EE Mangindaan (Partai Demokrat)
32. Menteri Pemb Daerah Tertinggal                       : Helmy Faishal Zaini (PKB)
33. Menteri Perumahan Rakyat                                 : Suharso Monoarfa (PPP)
34. Menteri Perencanaan Pembangunan
       Nasional/Kepala Bappenas                                : Armida Alisyahbana (nonpartai)   

 PEJABAT SETINGKAT MENTERI          
35. Kepala BKPM                                                                              : Gita Irawan Wiryawan (nonpartai)
36. Kepala Badan Intelijen Negara                                            : Sutanto (nonpartai)
37. Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan
       Pengendalian Pembangunan                                               : Kuntoro Mangkusubroto (nonpartai)

Keterangan: Nama yang dicetak tebal merupakan pejabat Kabinet Indonesia Bersatu I sebagai anggota Kabinet Indonesia Bersatu II (dikutip dari Republika 21-10-2009)

Tanggapan Zulfahmi
Masalah kebun sawit Padang Lawas Sumatera Utara, harap ditinjau kembali masalah hukumnya, pak Zulkifli Hasan Menteri Kehutanan, agar kepastian hukum di negeri ini bisa lebih jelas mengarah kepada perbaikan keseimbangan lingkungan, kebijakan yang mampu menghambat bencana sambil mensejahterakan rakyat
Karena sertifikat hak milik dari BPN sudah keluar sebelum lahan register 40 tersebut ditanami sawit, mengapa status register 40 nya tak copot. 
Padang Lawas 10 tahun terakhir sudah menjadi kebun sawit. Mana lebih baik padang rumput, atau kebun sawit bagi lingkungan hidup, kebun sawit lebih mendekati fungsi hutan dari pada padang rumput kan Pak. Lagi pula tanah tersebut sejak zaman Belanda sudah terlantar dan gersang, tempat penggembalaan ternak. Sesuai namanya Padang Lawas, adalah padang luas. Dari namanya saja sudah pasti, Padang Lawas, adalah bukan hutan.

Tanggapan Zulfahmi tentang KIB 2 yang berikutnya

Saya berharap, agar KIB jilid 2, bisa mengerem pemekaran propinsi dan kabupaten, dengan menggunakan formula anggaran, agar nafsu ingin pemekaran lebih realistis, bukan karena ingin ramai-ramai menjadi pejabat. 
Caranya porsi perimbangan Dana Bagi Hasil (DBH) dari PPh 25/29 perorangan dan PPh Pasal 21 direvisi dari 20% menjadi 90% seperti yg berlaku pada Pajak Bumi dan Bangunan. Sehingga hasil daerah maju tidak banyak digunakan mensubsidi daerah miskin. Sehingga seleksi alami untuk berkembang dapat otomatis berlaku. Dan akhirnya pemda pun dapat energi segar utk berpartisipasi memantau pembayaran pajak warganya, serta pembayar pajak dapat lebih menikmati pajak yg dibayarnya.

Tidak ada komentar: