JAKARTA--Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan terkejut dengan Menteri Kesehatan pilihan SBY. Menurut dia, SBY bertindak tidak elok soal posisi menteri ini. ''Yang diangkat mengemuka dan dikenal (dekat) dengan negara asing, penelitian asing yang merugikan rakyat Indonesia. Saya prihatin sekali,'' kata Din sebelum menjadi pembicara seminar politik di UII Syarif Hidayatullah, Kamis (22/10).
Menurut dia, hal ini akan mempermalukan, ketika yang diangkat adalah orang yang pernah mendapat sanksi mutasi. Din menilai SBY bertindak tak elok dalam hal ini, yaitu meloloskan calon 'bermasalah' sementara calon yang dipanggil ke Cikeas dan sudah menjalani tes kesehatan justru tidak diloloskan.
''Menurut saya Presiden SBY kurang elok lakukan cara itu. Masih ada cara lain yang lebih elegan,'' ujar dia. Din pun berpendapat statemen SBY untuk membangun kebersamaan hanya basa-basi.
Sebelumnya dalam deretan calon menteri yang dipanggil ke Cikeas, proyeksi calon Menteri Kesehatan adalah Nila Anfasa Moeloek. Tapi menteri kesehatan yang diumumkan Presiden SBY, Rabu (21/10), adalah Endang Rahayu Sedianingsih.
Endang dianggap kontroversial karena pada masa Siti Fadillah Supari menjadi menteri, dia mendapat sanksi mutasi karena membawa sampel virus flu burung keluar negeri tanpa izin. Saat audisi di Cikeas, Endang tak terpantau wartawan. Menurut informasi, Endang datang bersamaan dengan Marty Natalegawa. Endang pun tak terpantau di lokasi tes kesehatan, RSPAD Gatot Subroto. ann/rin (dikutip dari Republika 22-10-2009)
Sebelumnya dalam deretan calon menteri yang dipanggil ke Cikeas, proyeksi calon Menteri Kesehatan adalah Nila Anfasa Moeloek. Tapi menteri kesehatan yang diumumkan Presiden SBY, Rabu (21/10), adalah Endang Rahayu Sedianingsih.
Endang dianggap kontroversial karena pada masa Siti Fadillah Supari menjadi menteri, dia mendapat sanksi mutasi karena membawa sampel virus flu burung keluar negeri tanpa izin. Saat audisi di Cikeas, Endang tak terpantau wartawan. Menurut informasi, Endang datang bersamaan dengan Marty Natalegawa. Endang pun tak terpantau di lokasi tes kesehatan, RSPAD Gatot Subroto. ann/rin (dikutip dari Republika 22-10-2009)
Tanggapan Zulfahmi
Kita hormati hak prerogatif Presiden memilih Endang Rahayu Sedyaningsih, namun kita pantau dan review secara kontinyu kinerjanya. Pintu tobat untuk Endang tetap terbuka luas. Semoga ia tak mengulangi kesalahan yang lain lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar